Smart Village, Hadirkan Kawasan ytng Layak, Aman dan Nyaman di Wonosobo
MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO- Kabupaten Wonosobo merupakan salah satu kabupaten yang dinilai layak oleh Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo Republik Indonesia untuk mendapatkan pendampingan dalam upaya mewujudkan Smart City atau Smart Regency di Indonesia. Terdapat 6 elemen utama yang harus dilakukan. Yaitu, Smart Governance (layanan publik, birokrasi, serta kebijakan), Smart Economy (kemudahan transaksi, serta kemudahan ijin industri dan kesejahteraan masyarakat), Smart Branding (tampilan atau wajah kota, pariwisata serta implementasi di sektor bisnis atau usaha), Smart Society (terciptanya komunitas warga, ekosistem pembelajaran dan sistem keamanan menuju masyarakat yang produktif, komunikatif, dan interaktif), Smart Environment (mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan), dan Smart Living (lingkungan tempat tinggal yang layak tinggal, nyaman, dan efisien) Lingkungan tempat tinggal yang layak, nyaman dan efisien untuk ditinggali menjadi salah satu prioritas pembangunan di Wonosobo. Salah satu upaya yang dilakukan adalah rencana penataan permukiman padat yang difasilitasi oleh Program Kotaku di Kelurahan Jaraksari yang mencakup sebagian wilayah Kelurahan Jaraksasi dan Wonosobo Timur dengan luas 30,3 Ha. Baca juga Siswa SMPIT Ihsanul Fikri Menimba Ilmu Jurnalistik di Magelang Ekspres Kawasan Jaraksari merupakan salah satu kawasan permukiman padat yang ada di perkotaan Wonosobo dengan posisi yang cukup strategis. Karena, terletak di pinggir jalan Kyai Muntang yang merupakan salah satu jalur transportasi utama di Kabupaten Wonosobo. Di kawasan yang dalam RTRW Kabupaten Wonosobo ditetapkan sebagai kawasan wisata budaya ini selain memiliki potensi atraksi budaya yang cukup kental juga memiliki keunikan lain berupa karakteristiknya yang masih asri dengan nuansa semi pedesaan. Di kawasan Jaraksari juga terdapat banyak pedagang Mie Ongklok yang merupakan makanan khas Wonosobo. Permasalahan yang ada di Kawasan Jaraksari antara lain ketidaktersediaan sarana-prasarana persampahan yang sesuai dengan standar teknis, tidak adanya sarana-prasarana proteksi kebakaran. Banyaknya saluran drainase yang terdesak dan tertutup oleh bangunan, sistem pengolahan air limbah yang belum memadahi, kualitas jalan yang belum optimal serta letak bangunan yang kurang teratur juga menjadi permasalahan krusial yang harus segera ditangani. Untuk menangani permukiman ini, kawasan Jaraksari akan dibagi dalam 3 segmen yaitu Segmen 1 Penataan Koridor Jalan Kyai Muntang, Segmen 2 pengembangan Wisata Budaya di Kampung Seruni dan segmen 3 Pengembangan kampung kuliner Jaraksari. Pembagian segmen tersebut disesuaikan dengan karakteristik, potensi dan permasalahan yang ada serta konsep penanganan yang nantinya akan dilakukan. Penataan koridor Jalan Kyai Muntang dilakukan dengan pembangunan drainase tertutup yang dilengkapi dengan sumur resapan, serta pembangunan jalur pejalan kaki yang dilengkapi dengan street furniture berupa lampu jalan tenaga surya, halte/ pemberhentian bus, taman/ tanaman peneduh, papan penunjuk arah serta kelengkapan jalan yang lain. Desain street furniture dan penataan tanaman peneduh akan dibuat dengan konsep yang unik disesuaikan dengan karakteristik, fungsi dan aktivitas yang ada di kawasan tersebut. Baca Juga Bupati Magelang Stop Pabrik Pakan Ternak, PT Sidoagung Farm Dilarang Beroperasi Sementara Pengembangan wisata budaya Kampung Seruni dilakukan dengan penataan permukiman di Kampung Seni Seruni sesuai dengan konsep kampung wisata budaya serta pembangunan Taman Seni Seruni. Penataan Kampung seni seruni dilakukan dengan perbaikan drainase dan jalan kampung yang nantinya akan digunakan sebagai jalan wisata, penyediaan lampu jalan, pembangunan sarana-prasarana persampahan, penyediaan sarana pengolahan air limbah, penyediaan hidran sebagai proteksi kebakaran serta penyediaan sarana wisata seperti gardu pandang, home stay, galeri seni dan lain sebagainya Untuk mempertahankan kualitas lingkungan, di lingkungan Seni Seruni juga akan dilakukan pengaturan terhadap kendaraan yang masuk khususnya kendaraan bermotor. Pembangunan Taman Seni Seruni berupa pembangunan ruang terbuka hijau di lahan milik Pemeritah kabupaten yang dilengkapi dengan Amphiteather/ panggung terbuka, play ground, home stay, ruang pameran serta walking/ joging track menuju titik-titik yang memiliki potensi wisata. Pengembangan kampung kuliner Jaraksari dilakukan dengan mengakomodir pedagang mie ongklok dan makanan lainnya yang berada di Kampung Jaraksari untuk mendukung kegiatan wisata di Kampung Seni Seruni. Untuk mewujudkan hal itu, akan dilakukan penataan jalan, drainase, sistem persampahan, pengolahan limbah dan sarana proteksi kebakaran. Selain itu juga dilakukan penataan lapangan olahraga yang sudah ada menjadi Taman kuliner. Agar penataan kawasan Kumuh Jaraksari dapat berlangsung secara berkelanjutan, maka seluruh komponen masyarakat yang ada di sana akan diajak untuk berpartisipasi secara langsung. Penguatan kelembagaan bagi Komunitas Seni, Kelompok Olahraga, paguyuban pedagang dan unsur masyarakat lainya akan terus dilakukan melalui konsep pemberdayaan masyarakat. Untuk mengelola Taman Seni Seruni dan Taman Kuliner Jaraksari akan dibentuk kelembagaan yang merepresentasikan semua unsur yang ada di Kawasan Jaraksari dan akan terus mendapatkan pembinaan dari Pemerintah Kabupaten Wonosobo. Sekda Wonosobo One Andang Wardoyo mengemukakan bahwa ruang di kota wonosobo terbatas, maka akan muncul banyak tekanan, oleh adanya aktivitas perdagangan, jasa dan pemukiman. “Dulu di Wonosobo nyaman untuk jalan kaki, kalau dibiarkan seperti itu maka akan menjadi kota yang jenuh dan tidak nyaman, sehingga perlu ada perluasan kota,” katanya. Menurutnya, perluasan ini, ada ditingkatan perencanaan dan juga penataan kota, membagi kawasan berdasarkan daya dukungnya, misalnya di kawasan utara kota, timur kota dan selatan kota. “Jadi skenario kota harus jelas, beberapa upaya yang kita lakukan salah satunya membangun titik-titik ekonomi, wisata dan juga pusat kuliner yang terintegrasi,” ucapnya. Pihaknya berharap, Wonosobo tidak menjadi kota lama, tapi menjadi kota smart, kota cerdas, yaitu membangun magnet-magnet baru di sekitar kota. Tidak membiarkan kota itu, tapi menjadi kota smart, yang sejuk menyenangkan nyaman dan ramah Ham serta terintegrasi “Kita melihat masyarkat Wonosobo mendukung hal itu. Jika melihat pagi hari, masyarakat Wonosobo turun ke jalan menikmati kota, ke publik space. Artinya masyarakat Wonosobo sudah memiliki tradisi yang baik mencitai kotanya,” ucapnya. ( ADV)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: